Keutamaan
Berdakwah
Sekedar
nasehat sederhana, seperti ajakan shalat, penjelasan keutamaan suatu
amalan, ajakan mengerjakan puasa sunnah, penjelasan perihal hukum
Islam, bahaya keyakinan menyimpang dan amalan tanpa dasar, itu bisa
menjadi pesan dakwah sederhana. Walau sederhana, namun kita bisa
meraih pahala dari orang yang mengikuti ajakan kita. Dari Abu Mas’ud
Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu
‘anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ
فَاعِلِهِ
“Barangsiapa
yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893). Bahkan pahala orang yang didakwahi tidak
berkurang sebagaimana sabda Nabishallallahu
‘alaihi wa sallam,
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ
الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ
لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْئًا
“Barangsiapa
memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala
mereka sedikit pun juga.”
(HR. Muslim no. 2674)
Tanda
umat terbaik adalah gemar mengajak pada kebaikan (ma’ruf)
dan mencegah kemungkaran (munkar)
disertai beriman kepada Allah. Dalam suatu ayat disebutkan,
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah.” (QS.
Ali Imron: 110)
Para
da’i juga adalah seorang yang memiliki perkataan yang baik dan
mendapat sanjungan dari Allah Ta’ala.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى
اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ
إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
(QS. Fushshilat: 33). Yang dimaksud dalam ayat ini kata Ibnu
Katsir rahimahullah bukanlah
orang yang hanya sekedar berdakwah atau mengajak orang lain untuk
baik. Namun mereka yang mengajak juga termasuk orang yang mendapat
petunjuk, lalu mengajak mengajak yang lain. Ia mengajak kepada
kebaikan, namun ia pun mengamalkannya. Begitu pula ia melarang dari
suatu kemungkaran, ia pun menjauhinya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
12: 240)
Keutamaan
lainnya, seorang da’i akan mendapat shalawat dari penduduk langit
dan bumi. Dari Abu Umamah Al Bahiliradhiyallahu
‘anhu, ia
berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى
النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا,
لَيُصَلُّوْنَ
عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ
“Sesungguhnya
para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai
semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat (mendoakan
dan memintakan ampun) atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia.” (HR.
Tirmidzi no. 2685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
Modal
Dakwah
Berdakwah
tidak bisa hanya asal-asalan, ada modal yang mesti dimiliki. Ibnu
Taimiyah rahimahullah menjelaskan
bahwa ada tiga modal bagi setiap pengajak kebaikan dan pelarang
kemungkaran. Modal tersebut adalah ilmu, lemah lembut dan sabar. Ilmu
harus dimiliki di awal dakwah, lemah lembut harus ada di
tengah-tengah memberi nasehat, dan sabar mesti ada di akhir karena
barangkali ada gangguan atau hidayah belum kunjung datang pada orang
yang kita dakwahi.
Tidak
bisa seseorang berdakwah dengan asal-asalan tanpa didasari ilmu atau
menyampaikan sesuatu yang tidak pernah dituntunkan oleh Islam (baca:
bid’ah). Karena seringkali kami melihat sebagian orang menyebarkan
amalan lewat SMS atau pesan BBM padahal amalan tersebut tidak
diketahui dari hadits shahih ataukah dho’if (hadits
lemah), hanya sekedar memforward, tanpa melakukan cek & ricek
pada orang yang lebih berilmu. Ingat, dakwah itu termasuk ibadah.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, “Barangsiapa
yang beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka ia akan membuat banyak
kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan.”
Begitu
pula dakwah mesti dengan lemah lembut, tidak bisa langsung dengan
kekerasan atau kata-kata kasar karena dakwah seperti ini pasti akan
membuat orang lain sulit menerima. Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan
petuah berharga,
إِنَّ
اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ
وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ
يُعْطِى عَلَى الْعُنْفِ
“Sesungguhnya
Allah itu Maha Lembut. Dia menyukai kelembutan dan Dia akan memberi
kepada kelembutan yang tidak diberikan jika seseorang bersikap
kasar.” (HR.
Muslim no. 2593)
Setelah
melakukan amar
ma’ruf nahi mungkar (mengajak
pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran), haruslah ada sikap
sabar terhadap setiap gangguan. Ibnu Taimiyah berkata, “Setiap
orang yang ingin melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pastilah
mendapat rintangan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak bersabar,
maka hanya akan membawa dampak kerusakan daripada mendatangkan
kebaikan.”
Lukman pernah berkata pada anaknya,
وَأْمُرْ
بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ
ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ
“Dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).”
(QS. Luqman: 17)
Ambil
Andil dalam Dakwah
Asal
memiliki tiga bekal di atas, maka seseorang sudah boleh berdakwah.
Sekali lagi dakwah yang ia serukan adalah dengan didasari ilmu,
disertai sikap lemah lembut dan miliki sifat sabar.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا
عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat”
(HR. Bukhari no. 3461). Yang dimaksud dengan hadits ini adalah
sampaikan kalimat yang bermanfaat, bisa jadi dari ayat Al Qur’an
atau hadits (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 360). Asalkan yang
disampaikan itu benar atau shahih, bukan ilmu atau amalan yang
asal-asalan dan tanpa tuntunan (alias: bid’ah), maka sampaikanlah.
Sekarang
Anda bisa memanfaatkan handphone Anda, BBM (Blackberry Messenger),
atau jaringan sosial Anda di FB atau twitter untuk berdakwah dan
mengisinya dengan hal-hal yang lebih manfaat bahkan bisa menuai
pahala. Cobalah memanfaatkan sarana-sarana tadi melalui pesan
singkat, memberi nasehat sederhana, ajakan untuk beramal atau
penjelasan pada suatu hal yang mungkar. Nasehat yang ada saat ini
bisa Anda peroleh dari buku bacaan, nasehat seorang ustadz atau dari
tulisan di sebuah website yang Anda telusuri. Niscaya Anda pun bisa
mendapatkan keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar. Tentu saja dakwah
ini dimulai dengan amalan pada diri sendiri, memperbaiki diri hari
demi hari dan mencerminkan akhlak yang mulia, sehingga orang yang
kita ajak bisa tertarik pada dakwah kita. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberi
nasehat berharga,
إِنَّكُمْ
لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ،
وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ
الْوَجْهِ وَحُسْن الْخُلُقِ
“Sesungguhnya
kalian tidak dapat menarik hati orang dengan harta kalian. Kalian
hanya dapat membuat hati mereka tertarik dengan wajah berseri dan
akhlak luhur kalian.”
(HR. Al Bazzar dalam musnadnya dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat
dari jalur lainnya)
Ingatlah,
tugas kita hanya menyampaikan sedangkan hidayah hanyalah datang dari
Allah. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّكَ
لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ
اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(QS. Al Qashshash: 56)
No comments:
Post a Comment